Kartinian

Rabu, April 23, 2014

Setiap tanggal 21 April di Indonesia ada yang berbeda dari hari-hari biasanya, ayo tebak apa? :)





Hari Kartini... yup betul. Siapa yang ngga mengenal Raden Ajeng Kartini? Itu lho pengarang buku Habis Gelap Terbitlah Terang (1922). Semua orang Indonesia pasti sudah mengenal sosok beliau. Raden Ajeng Kartini adalah seorang tokoh Pahlawan Nasional Indonesia yang dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Lahir lahir di JeparaJawa Tengah21 April 1879 (itulah kenapa setiap tanggal 21 April selalu diperingati sebagai hari Kartini) meninggal di RembangJawa Tengah17 September 1904 pada umur 25 tahun *masih mudah sekali :( yuk kirim Alfatehah dulu teman-teman untuk beliau... Perayaan Hari Kartini yang jatuh pada hari Senin pada tahun ini disambut meriah oleh para siswa sekolah dasar di nyaris seluruh wilayah Indonesia. Masih ingat kan jaman sekolah dulu kaya gimana, asyiknya nyiapin kebaya, sanggul serta aksesorisnya untuk lomba berlenggak-lenggok ala puteri Indonesia :D. Antusiasme yang tinggi ini ditunjukan dengan gairah dan semangat dari anak-anak yang-dengan-ceria mengenakan pakaian ala kartini dan baju daerah, untuk mengabadikan makna kepeloporan Kartini yang hampir menjadi figur sentral wanita Indonesia, maka ngga heran dong jika penampilan wanita kita di setiap tanggal 21 April, sarat dengan fenomena Kartini di sekolah-sekolah, kantor-kantor pemerintah/ swasta. Bahkan sejumlah unit kerja seperti TV, Radio dll sengaja men-setting program siaran-siarannya sepanjang hari itu dengan nuansa ke-Kartinian. Ngga heran jika mulai dari kalangan ibu, remaja putri hingga anak perempuan sibuk mendandani diri dengan pakaian kebaya khas Kartini untuk ditampilkan dalam berbagai atraksi. Salon kecantikan yang selama ini sepi pengunjung, tiba-tiba kebanjiran orderan, walau hanya sekedar pemasangan sanggul. Semua itu merupakan ekspresi kecintaan dan kekaguman masyarakat Indonesia terhadap sosok Kartini yang dicitrakan dalam suasana keprihatinan sebagaimana yang dilukiskan Ismail Marzuki melalui salah satu karya legendarisnya yang berjudul “Sabda Alam”.
Saya pun tak mau ketinggalan ikut berpartisipasi dihari bersejarah ini.  Saya bersama Ivana (teman serumah di Jogja, ohya jadi sekarang saya sudah tdk kos di teratai lagi) di hari itu ikut ambil bagian -bantuin- merias anak-anak sekolah dasar. Kebayang kan gimana hebohnya mendandani anak-anak seusia TK dan SD. Harus punya jurus 'Super' nih *kalo kata saya :p. Super sabar, yaaah namanya juga anak kecil didandani ya ngga bisa diem, dari tengak tengok sampai garuk-garuk sana sini. Super telaten, kudu hati-hati banget saat menaburkan bedak, memakaikan pensil alis, men-sasak rambut dan memasang sanggul. Takut kalau-kalau bedak masuk mata, pensil alis 'nyolok' ke mata, japet sanggul nusuk kepala. Dan super yg ketiga adalah senyum. Bersikap seramah mungkin ngga lupa pake semyuman manis maksimal, dimanis-manisin juga boleh hahaha. Diajak ngobrol yang ringan-ringan nanya namanya siapa, udah kelas berapa, sekolahnya dimana, eh adek pacarnya siapa? *dikeplak
Acara merias kali ini bantuin mamanya Ivana di Prambanan. Mamanya Ivana ini punya salon kecantikan yang sedang kebanjiran order merias.  Karena jumlah anak yang dirias ngga sedikit dan semuanya harus siap ke upacara disekolahnya masing-masing pukul 7 pagi. Untuk itu saya dan Ivana meluncur dari Jogja ke Prambanan malam sebelumnya. Jam 03.30 paginya peserta yang mau dirias satu per satu datang, udah wangi-wangi pula maksudnya udah pada mandi sepagi ini, salut deh sama semangat mereka bangun pagi-pagi sekali *acungi dua jempol. Lalu kami siap bertempur dengan seperangkat alat make up beserta sangggul-sanggulnya mengerahkan segala tenaga supaya hasilnya maksimal *bahasanyaaaa :D. Dan ini dia salah satu pesertanya.... ^ ^


Marwa

Alhamdulillah pukul 08.00 selesai semuanya, tinggal membereskan peralatan. Lalu sarapan deh :D, setelah sarapan saya lantas bersiap-siap untuk melakukan wisata candi... tunggu cerita selengkapnyaaaa :D







You Might Also Like

0 komentar